Kabar tentang
berpulangnya Uje, Jum’at (26/04/2013) sontak mengagetkan seluruh orang. Orang yang
hanya sebatas mengenalnya dan tidak pernah berjumpa pun, bisa dipastikan akan
kaget juga tatkala mendengar berita duka itu. Apalagi orang-orang terdekat
beliau, terlebih istri dan anak-anak beliau, tentu lebih kaget lagi. Ditambah dengan
penyebab meninggalnya, karena kecelakaan. Tentu akan memberikan duka yang cukup
mendalam.
Aku memang tak
begitu nge-fans dengan beliau, meski cukup simpatik, lantaran gaya khas ceramah
beliau yang gaul dan dapat memberikan dampak positif bagi remaja-remaja pada
umumnya, yang kurang begitu tertarik dengan ceramah para kiai-kiai sepuh.
Namun, kehadiran Uje
di ranah publik sebagai da’i muda yang gaul dan modis, dapat dikatakan telah
berhasil merangkul semua pihak, terutama para remaja. Para orang-orang dewasa
pun juga tak sedikit yang tertarik. Maka tak heran jika kepergian Uje yang
begitu mendadak, meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi orang-orang yang
menyayanginya.
Meskipun begitu, ada
juga yang memandang Uje dengan sebelah mata, dengan menilai bahwa penampilan
dan gaya yang digunakan Uje–modis, gaul, motor gedhe, glamour, dsb –kurang
patut jika disandingkan dengan gelar da’i.
Yah, wajar saja sih.
Namanya hidup, pasti ada yang suka dan tidak suka. Sunnatullah lah aku
kira.
Walaupun begitu,
masih banyak juga kok yang menyayangi ustadz gaul ini. Terbukti dengan do’a
yang tentu tak akan pernah berhenti mengalir dari orang-orang yang merasa pernah
mendapatkan hal baik dari Uje. Dan seperti kita lihat sendiri, prosesi
pemakaman beliau pun dihadiri oleh ribuan orang, yang tentu saja turut mendo’akan
beliau.
Tak hanya dikenal
sebagai seorang da’i gaul dan da’inya anak muda, beliau juga dikenal sebagai
seorang penyanyi lagu-lagu religi.
Salah satu hal yang cukup
berkesan bagiku adalah, pada bulan Ramadhan tahun lalu, ketika menonton acara Bukan
Empat Mata yang dipandu oleh Tukul yang ditemani Peppy dan Vega, ku dapati
bintang tamunya adalah Uje beserta istrinya-Pipik. Entah tanggal berapa
tepatnya, aku sudah tak mengingatnya.
Ketika itu, aku cukup
terkesan dengan satu lagu yang dinyanyikan oleh beliau, berjudul “bidadari
surgaku”. Tentu lagu tersebut didedikasikan untuk istrinya. Ah,
begitu romantisnya ustadz ini, begitu memuliakan perempuan, pikirku waktu itu.
Sontak setelah itu pun aku langsung mencari lagu itu di youtube, dan aku
berhasil mendapatkannya.
Tak perlu menunggu
beberapa hari untuk menghafalnya. Ini nih liriknya..
Setiap manusia, punya rasa cinta
Yang mampu menjaga kesuciannya
Namun ada kala, insan tak berdaya
Saat dusta mampu bertahta
Ku inginkan dia, yang punya setia
Yang mampu menjaga kesuciannya
Saat ku tak ada, ku jauh darinya
Amanah pun jadi penjaganya
Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku
Engkaulah, bidadari surgaku
Tiada yang memahami, segala kekuranganku
Kecuali kamu, biadadariku
Maafkanlah aku, dengan kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu
Engkaulah, bidadari surgaku
Tiada yang memahami, segala kekuranganku
Kecuali kamu, biadadariku
Maafkanlah aku, dengan kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu
Engkaulah, bidadari surgaku
Rabbana hab lana, min azwajina
Wa dzurriyyatina, qurrata a’yun
Waj’alna, lil muttaqiina imama
Wa dzurriyyatina, qurrata a’yun
Waj’alna, lil muttaqiina imama
Yah, ku rasai lagu
itu begitu memulaikan perempuan. tak heran jika saat Uje menyanyikan lagu itu,
sang istri tak bisa membendung air matanya karena rasa haru. Dan saat aku
mendengar lagu itu, jujur ku katakan bahwa hatiku cukup merinding dengan
kedalaman nilai lagu itu.
Tak jarang pula, air
mataku menetes sendiri tatkala mendengarnya dalam kesunyian dan kesendirian. Sembari
membayangkan, kelak suamiku akan menyanyikan lagu itu untukku, ah betapa
bahagianya hati sang istri ketika sang suami mempersembahkan lagu itu untuknya.
Semua perempuan, tentu akan merasakan hal yang sama.
Selamat jalan buat Uje,
semoga arwah beliau diterima di sisi Allah, mendapatkan tempat yang mulia,
diterima segala amal baiknya, diampuni segala dosanya, dan keluarga yang
ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk bertahan hidup. Amin ya
Rabb
Ya, semua memang
milikNya, dan tentu akan kembali padaNya…
Kita tinggal siap-siap
dan menunggu waktunya tiba saja…
Jogja, 01 Mei 2013
18:09
Nieza Ayoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar